SMART Market

Inspiring for Smart Investing

Mengenal Profesi Aktuaris

Pada umumnya masyarakat luas masih belum begitu mengenal Ilmu Aktuaria (Actuarial Science). Apa itu ilmu aktuaria? Secara umum dapat didefinisikan sebagai bidang keilmuan yang mengombinasikan beberapa disiplin ilmu seperti matematika, probabilitas & statistika, ekonomi-keuangan, dan komputasi untuk mengukur risiko keuangan dan bisnis. Jenis ilmu aktuaria ini tentu sangat diperlukan oleh perusahaan-perusahaan atau industri yang kerap menghadapi berbagai jenis risiko dalam operasionalnya seperti perusahaan Asuransi, Pengelola Dana Pensiun, Manajemen Investasi, Sekuritas, Perbankan dan Institusi Keuangan lainnya. Selain itu, ilmu aktuaria ini juga bermanfaat bagi perusahaan umum yang menerapkan manajemen risiko dalam menjalankan bisnisnya. Karena aktuaria sangat erat dengan risiko bisnis maka ilmu ini menggunakan tag: “Risk is Opportunity”.

Para praktisi ilmu aktuaria biasa disebut dengan Aktuaris (Actuary). Aktuaris adalah seorang profesional jasa keuangan yang memberikan nasihat manajemen terkait risiko finansial di masa depan yang tidak dapat ditentukan dengan pasti (uncertainty). Profesi aktuaris pada umumnya tergabung dalam wadah asosiasi profesi seperti Society of Actuary, Casualty of Actuarial Society, Institute and Faculty of Actuaries dan lainnya. Di Indonesia wadah profesi aktuaris dikenal dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) atau Society of Actuary Indonesia. Tentu untuk menjadi anggota PAI bukanlah hal mudah. Calon anggota harus melalui dua tahapan ujian (examination) yaitu: (1) Associate dan (2) Fellow. Jika lulus tahap pertama akan diberi gelar profesi ajun aktuaris atau Associate of Society of Actuary Indonesia (ASAI) dan jika lulus tahap kedua diberi gelar aktuaris penuh atau Fellow of Society of Actuary Indonesia (FSAI).

Dalam program studi ilmu aktuaria pada umumnya mempelajari Financial Mathematics, Life Insurance Mathematics, Probability & Statistics for Actuarial,  Stochastic for Actuarial, Casualty & Health Insurance, General Insurance, Credibility Theory, Survival Model, Retirement Income System, Risk Theory, Enterprise Risk Management (ERM), Asset & Liabilities, Financial Accounting, Corporate Finance, Economics, Investment & Portfolio Analysis and Business Management. Semua courses di atas tersebut pada umumnya memerlukan keterampilan kuantitatif yang kuat sehingga para aktuaris pada umumnya berlatar belakang sarjana matematika, statistika, teknik, sains, ekonomi keuangan dan bisnis.

Pada umumnya (sekitar 70%) para aktuaris melayani atau bekerja di industri asuransi seperti life insurance, general insurance, retirement/pension funds, and reinsurance company serta actuarial and risk consultants. Dengan kata lain, tanpa aktuaris maka perusahaan asuransi tidak dapat berfungsi. Dengan perkembangan industri keuangan dan investasi yang semakin kompleks saat ini, banyak para aktuaris yang melayani dan berkarir di industri keuangan lainnya seperti investment & assets management, commercial banking, investment banking, risk management, accounting & financial consultants, government/regulator dan akademisi & peneliti. Trend ini menunjukkan bahwa profesi aktuaris semakin diperlukan oleh berbagai bidang bisnis keuangan bahkan ada yang menyebut sebagai “A Career without Boundaries”.

Hal ini dapat dipahami karena kompleksitas bisnis dan ketidakpastian keuangan yang semakin tinggi akan menciptakan risiko keuangan dan bisnis yang semakin besar pula maka profesi aktuaris semakin diperlukan. Dapat dikatakan bahwa dimana ada risiko bisnis, di situ pula aktuaris diperlukan. Di Indonesia sendiri jumlah aktuaris masih sangat minim sehingga peluang berkarir di bidang ini masih terbuka lebar dan tentunya dengan ekspektasi pendapatan yang menjanjikan. Menurut Wall Street Journal (2010) profesi aktuaris adalah jenis pekerjaan yang paling dicari peringkat 1 di USA (Top Ranked Job).

Untuk mendapatkan pendidikan formal ilmu aktuaria, anda dapat mencoba di beberapa perguruan tinggi top dunia seperti University of Waterloo, Australian National University, UNSW, University of Melbourne, Macquarie University, Oxford University, Cambridge University, Columbia University, Universiteit van Amsterdam, University of Illinois, University of Kent, Nanyang Technological University dan lainnya. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa universitas yang menawarkan program studi aktuaria tingkat sarjana seperti Matematika ITB, Matematika UI, Statsitika IPB dan Statistika UGM. Untuk tingkat S2-Magister Aktuaria ditawarkan oleh Departemen Matematika ITB dan program MM Aktuaria UI yang bekerjasama dengan PAI. Demikian dan semoga bermanfaat….

Perdana Wahyu Santosa

March 29, 2015 Posted by | Advance, Corporate Finance, Energize Your Motivation, Financial Engineering | , , , , | Leave a comment

Apa Itu Financial Engineering?

Math pic in blue.6357a27f33a605f659be57e869b15f6a420 Dengan semakin kompleks dan canggihnya perkembangan industri keuangan dan financial market, maka pendekatan melalui ilmu ekonomi dan  keuangan  (financial  economics) menjadi semakin kurang efektif lagi. Maka Ilmu ekonomi keuangan memerlukan kolaborasi baru dengan beberapa  displin ilmu lainnya.  Mengapa demikian? Hal  tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan meningkatnya risiko (volatilitas) yang sulit diprediksi  (unpredictable). Industri  finansial masa depan membutuhkan  “pendekatan baru” yang mampu mengimbangi kerumitan, risiko dan kecepatan  transaksi yang  semakin tinggi. Selain  itu instrumen-instrumen keuangan dan investasi  juga  semakin rumit, eksotis disertai pasar finansial global saling  terkait satu dengan lainnya.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah teroboson keilmuan baru yaitu melalui pendekatan quantitative atau matematis dalam bidang  corporate finance dan  financial market & institutions. Disiplin ilmu yang saat ini dikembangkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah Financial  Engineering. Ilmu financial engineering biasa disebut juga dengan quantitative finance, financial mathematics, atau computational finance. Lalu apakah sejatinya financial engineering tersebut? Columbia University (2015) mendefinisikannya sebagai “Ilmu multidsiplin” yang menggabungkan teori ekonomi keuangan, metode matematika, praktik programming (komputasi) dan konsep engineering.

Secara umum financial engineering menggabungkan beberapa konsep keilmuan sekaligus yang mencakup pemodelan pasar finansial dan instrumen seperti proses stokastik, optimisasi, teknik numerik, simulasi Monte Carlo dan analisis data keuangan. Di samping itu, financial engineering juga dibekali dengan teori portofolio dan analisis investasi, keuangan korporasi, market microstructure theoryfinancing & risk, valuasi aset & derivatif, manajemen aset, fixed income & term structure, algorithmic trading, structured & hybrid product, financial technology dan analisis risiko keuangan.

Praktisi financial engineering kerap disebut sebagai financial engineers atau “the quants” karena kelebihannya dibidang kuantitatif dan komputasi keuangan. Profesi ini semakin diminati oleh financial management, perusahaan sekuritas, industri perbankan, asuransi, kantor konsultan keuangan, investment bankers, hedge funds dan asset management karena kemampuannya menggabungkan konsep asset pricing & derivative, portfolio optimization, corporate economics dan risk management secara efektif. Sejauh ini program master of financial engineering menawarkan konsentrasi (1) Asset Management & Optimization (2) Finance and Economics (3) Derivatives & Risk Management (4) Computation Finance & Programming (5) Computation & Trading Strategy and (6) Financial Technology. Kita dapat memilih konsentrasi sesuai dengan kualifikasi dan minat profesiional.

Beberapa perusahaan MNC yang kerap menggunakan jasa financial engineers adalah Barclays, Goldman Sach, JP Morgan, Citi Group, Black Rock, Credit Suisse, Bloomberg, Standard & Poor’s, Morgan Stanley, Deutsche Bank, Standard Chartered Bank, AXA Equitable, Ernst & Young, PwC, Perry Capital etc. Selain di perusahaan keuangan, anda dapat berkarir di manajemen keuangan dan tresuri serta manajemen risiko untuk perusahaan industri dan manufaktur lainnya.

Jika berminat menjadi financial engineer, saat ini sudah banyak berbagai universitas kelas dunia yang menyediakan disiplin ilmu ini dengan berbagai nama program seperti financial engineering, quantitative finance, financial mathematics dan computational finance seperti Columbia University, NYU, University of Chicago, UCLA, UC Berkeley, MIT, Standford University, Princeton University, Carnegie-Mellon, Cornel University, Georgia Institute of Technology, University of Southern California, Boston University, University of Washington, National University of Singapore etc. Untuk universitas nasional, Departemen Matematika ITB menawarkan program sarjana Matematika Industri dan Keuangan dan School of Business and Management ITB membuka program magister MSM Finance (Quantitative). Jika anda berlatar belakang matematika, statistika, fisika, teknik, ekonomi keuangan atau menyukai bidang kuantitatif, silakan mencoba tantangan baru ini. Semoga bermanfaat….

Perdana Wahyu Santosa

March 29, 2015 Posted by | Big Corporation, Capital Market Education, Financial Engineering, Intermediate | , , , , | Leave a comment

Menilik IPO PT ABM Investama Tbk

Published: 5 Dec 2011 18:19 WIB
IMQ, Jakarta —  IPO ABM mendapat sambutan sangat positif dari para investor, baik ritel maupun institusi besar. Saham perusahaan batubara tersebut dinilai memiliki prospek bisnis yang cerah di masa depan didukung oleh manajemen yang profesional dan etis. Dalam kondisi pasar modal global yang fluktuatif akibat ketidakpastian pemulihan ekonomi global, maka IPO ABM ini dianggap sebagai salah satu peluang investasi jangka panjang yang menjanjikan.ABM melepas 550,6 juta saham atau senilai dengan 20% saham total perusahaan dengan harga perdana Rp3.750 per lembarnya. Maka dalam IPO ini, ABM dapat maraup dana segar dari investor sekurangnya Rp2,1 triliun.

Dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti sekarang ini, raupan dana IPO tersebut merupakan hal yang fantastis. Tentu investor telah melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan strategis terhadap IPO ABM ini.

Harga Murah

Pada harga perdana tersebut, saham ABM divaluasi cukup murah jika dibandingkan dengan PT United Tractors (UNTR), misalnya. Sebagai perbandingan, saat ini price earning ratio ABM sekitar 9 kali, sedangkan UNTR sudah berkisar 15 kali. Artinya, valuasi saham perdana ABM masih jauh di bawah intrinsic value (harga wajar)-nya. Maka tak mengherankan jika salah satu institusi investasi yang berminat, seperti Syailendra Capital melakukan penggalangan dana melalui konsorsium sovereign wealth fund (SWF) dari salah satu negara Asia. Rendahnya valuasi saham ABM akan memicu “abnormal return” pada hari-hari pertama listing di pasar sekunder pada 8 Desember 2011 ini.

Menurut salah satu sumber, Syailendra Capital memesan hingga 65% atau setara dengan 360 juta saham perdana anak perusahaan Trakindo ini. Dana yang diperlukan untuk memborong saham ABM ini mencapai Rp1,35 triliun.

Hingga kini, Syailendra masih membuka peluang bagi pihak-pihak yang berminat bergabung dalam rencana investasi besar ini. Ambisi Syailendra ini tentunya dipicu hasil analisis yang positif terhadap prospek bisnis, kualitas manajemen dan valuasi yang masih murah. Dengan demikian, Syailendra dengan SWF-nya berpotensi menjadi pemegang saham publik mayoritas sekaligus sebagai pengendali harga pasar saham ABM.

Likuiditas Rendah?

Kepemilikan mayoritas saham publik oleh sekelompok kecil investor seperti Syailendra dengan SWF-nya tersebut dapat menyebabkan struktur kepemilikan saham (ownership structure) menjadi tidak terdistribusi dengan berimbang. Maka akan tercipta kepemilikan saham publik ABM yang terkonsentrasi dan tidak proporsional di pasar sekunder.

Hal ini akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah potensi risiko likuiditas yang tinggi karena volume transaksi ritel saham ABM yang terbatas. Idealnya saham perdana ABM dikuasai ritel hingga minimal 60% agar likuiditasnya lebih terjamin dan proses pembentukan harga (price forming)-nya lebih efisien.

Author: Perdana Wahyu Santosa
 http://www.imq21.com/news/read/45481/20111205/181949/Menilik-IPO-PT-ABM-Investama-Tbk.html

March 2, 2012 Posted by | Uncategorized | Leave a comment

Politik Hambat Penyelesaian Krisis Ekonomi AS dan Eropa

Published: 22 Nov 2011 11:37 WIB
IMQ, Jakarta —  Krisis global 2011 yang dipicu oleh masalah fiskal AS dan Uni Eropa (UE) semakin tidak pasti penyelesaiannya. Proses politik AS dan UE justru menciptakan keraguan investor karena dinilai semakin berisiko bagi pemulihan krisis karena telah terjadi tarik-menarik kepentingan politik yang semakin meruncing.

Kebuntuan politik di dua epicentrum krisis global tersebut membuat pasar finansial baik di AS, Eropa maupun Asia kembali jatuh dalam 3 hari terakhir. Investor tampaknya melakukan pengurangan dana dari aset-aset berisiko (risky assets) dan bersikap wait and see.

Penurunan indeks bursa saat ini dibayangi oleh spekulasi investor terhadap kongres supercommittee AS akan sulit mencapai kesepakatan kebijakan pemotongan anggaran minimal sebesar USD1,2 triliun. Pasar berharap membaiknya indikator ekonomi AS dan pembelian obligasi Italia dan Sanyol oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang membuat yield obligasi kedua negara tersebut turun. Langkah ECB tersebut hanya menurunkan risiko investasi kedua negara tersebut namun bukan solusi substansial.

Situasi tersebut membuat bursa Jepang berada dalam teritori negatif dan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,3% menjadi 8.348,27 dan Topix turun 0,4%menjadi 717,08. Ini level terendah sejak 12 Maret 2009. Bursa Eropa juga semakin tidak dipercaya lagi oleh investor akibatnya turun sekitar 2%, bahkan Jerman dan Italia jatuh 2,4%. IHSG ikut amblas 74,671 poin (-1,99%). Selain itu, Harga minyak juga terkoreksi kembali ke level USD97,3 perbarrel.

Implikasi politik yang semakin tidak pasti terhadap komitmen pemulihan ekonomi AS dan Eropa memang sudah diprediksi sejak awal Mei 2010. Secara umum, politikus AS dan Eropa selalu menunda pengambilan keputusan sulit yang menyakitkan sejak awal 2010 lalu. Setiap solusi ekonomi hampir pasti terbentur masalah politik. Sekalipun Yunani dan Italia sudah melakukan suksesi kepemimpinannya, tapi bukan berarti masalah politik selesai begitu saja. Kekompakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis fiskal yang semakin parah juga kurang menjanjikan. Bahkan Perancis dan Jerman kerap berbeda pendapat soal kebijakan ECB.

Pergerakan bursa global diprediksi akan sideways cenderung down trend yang merupakan refleksi ketidak percayaan investor terhadap solusi politik yang berlarut-larut. Wait and see adalah langkah paling bijak saat ini. Potensi double dip recession di Eropa belum sepenuhnya hilang.

Sekalipun kinerja emiten BEI cukup tinggi, namun saat ini pendorong bursa adalah sentimen AS dan Eropa. Maka penurunan IHSG hingga menyentuh level 3200an beberapa waktu lalu bukanlah yang terburuk karena pemulihan ekonomi global masih sangat rapuh

Author: Perdana Wahyu Santosa
 http://www.imq21.com/news/read/44937/20111122/113705/Politik-Hambat-Penyelesaian-Krisis-Ekonomi-AS-dan-Eropa.html

March 2, 2012 Posted by | Uncategorized | Leave a comment

Yunani Perlu Segera Lakukan Reformasi Ekonomi

JAKARTA–MICOM: Persoalan fiskal yang membelit Yunani seakan menjadi momok yang menghantui perekonomian Eropa, khsusnya kelompok Uni Eropa sepanjang 2010-2011. Berbagai solusi atau program penyelamatan sudah diupayakan, baik oleh IMF, World Bank, maupun KTT Uni Eropa akhir Oktober lalu. Namun tampaknya setiap solusi tidak menyelesaikan masalah secara tuntas bahkan sebaliknya berpotensi menciptakan berbagai persoalan keuangan baru.

“Persoalan utang Yunani yang di ambang default ini tentu saja akan menyeret kepentingan para stake holder negara tersebut, terutama yang memiliki eksposure yang tinggi dengan Yunani. Sejauh ini Perancis dan beberapa negara Eropa Barat akan mengalami masalah keuangan serius jika masalah utang Yunani tidak terselesaikan dengan komprehensif,” kata Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Sabang-Merauke Circle (SMC) Perdana Wahyu Santosa melalui rilis yang diterima, Kamis (3/11).

Masalah keuangan Yunani, kata dia, adalah masalah klasik fiskal yang tidak proporsional antara pertumbuhan ekonomi (PDB) dengan peningkatan utangnya. Jelas itu masalah yang sangat fundamental. “Solusinya adalah Yunani harus mampu meningkatkan pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi wajar dan sehat sekaligus terus melakukan efisiensi (peghematan) pengeluaran (expenditure). Jelas ini sangat sulit dilakukan Yunani, mengingat akumulasi pertumbuhan PDB minus 15% dalam 3 tahun terakhir,” paparmnya.

Maka, lanjutnya, peningkatan pendapatan fiskal hanya dapat dilakukan dengan menigkatkan setoran pajak. Namun kebijakan tersebut tidak rasional karena mustahil meningkatkan pajak pada saat ekonomi sedang menurun. Yunani dapat juga menjual aset negara namun sensitif secara politik. Di sisi ekspenditur, melakukan pemangkasan gaji dan dana pensiun. “Kebijakan yang tidak popular tersebut terus memicu ketegangan sosial politik yang semakin akut. Dengan demikian Yunani memerlukan reformasi ekonomi segera.”

Selanjutnya, jelas Perdana, kebijakan KTT Uni Eropa berupa write down 50% utang Yunani bukan solusi substansial tetapi justru berisiko sosial-ekonomi tinggi. Kebijakan tersebut jelas akan melukai pemegang obligasi Yunani, terutama beberapa investment bankers dari Perancis dan sebagian Eropa Barat. Sejauh ini pemegang obligasi sudah me-write off 20-23% utang Yunani. Bahkan terbuka kemungkinan hair cut hingga 75-80% dan peningkatan jumlah write off yang membuat perbankan menggelepar.

“Tentu akan banyak bank besar Eropa yang kolaps karena sebagian besar pemegang obligasi sampah tersebut. Kebangkrutan bank-bank besar tentu harus disertai dengan rekapitalisasi yang masif dan belum tentu bank mampu secara finansial. Maka negaralah yang harus merekapitalisasinya karena jika tidak akan menimbulkan kecemasan nasabah yang memicu penarikan kas dalam jumlah besar,” urainya.

Selanjutnya, referendum Yunani dinilai para analis dan investor, berpotensi besar menggagalkan kesepakatan KTT Eropa lalu dalam upaya penyelamatan ekonomi Yunani dari kebangkrutan total. “Referendum dinilai sebagai upaya Yunani untuk memilih opsi default yang akan menghancurkan banyak pemegang obligasi terutama perbankan Eropa,” cetusnya. (OL-8)

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/11/03/273515/20/2/Yunani-Perlu-Segera-Lakukan-Reformasi-Ekonomi

November 5, 2011 Posted by | Economic Review, Economic Trends | , , , , , , | Leave a comment

SMC: Yunani Butuh Reformasi Ekonomi dan Referendum

INILAH.COM, Jakarta – Setelah mengalami persoalan fiskal yang akut, Yunani dinilai memerlukan reformasi ekonomi. Untuk itu, perlu wacana kebijakan politik yang berani seperti referendum untuk menyelesaikan masalah di negeri para dewa itu.

“Fakta empiris juga mendukung referendum dimana sebuah polling pendapat akhir Oktober 2011, menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Yunani menilai pemangkasan utang 50% sebagai solusi negatif. Jika referendum yang ditentukan pada 2-4 November 2011 dan direncanakan akan dilaksanakan pada awal 2012 maka sangat terbuka kemungkinan PM Yunani George Papandreou jatuh,” ujar Perdana Wahyu Santosa, Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Sabang Merauke Circle (SMC) melalui pesannya kepada INILAH.COM, kemarin.

Wahyu memprediksi ketidakpastian politik di Yunani akan semakin tinggi karena harus dilakukan pemilihan umum ulang dalam kondisi krisis ekonomi. Dengan kondisi seperti itu, kata Wahyu, investor menilai situasi tersebut sangat rawan timbul gejolak sosial baru. Ketidakstabilan politik dan ekonomi Yunani diprediksi akan menular ke beberapa negara Eropa lainnya.

Dengan menganalisis situasi dan kondisi Yunani saat ini, Wahyu menilai kemingkinan penolakan write down dan kejatuhan Papandreaou. “Dan tampaknya pilihan default menjadi opsi paling rasional. Sekalipun dampaknya luar biasa besar terhadap Uni Eropa namun itulah yang terbaik bagi Yunani,” tegas Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Yarsi tersebut .

Opsi default yang dipilih tersebut mungkin dilanjutkan dengan voting anggota Uni Eropa untuk memaksa Yunani hengkang dari Uni Eropa (EU). Keluarnya Yunani dari Uni Eropa dinilai diperlukan untuk menjaga nama baik perekonomian EU dan memulai ekonomi dari nol melalui mekanisme devaluasi dan lainnya.

“Solusi lain adalah EU melakukan kesepakatan membantu pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi Yunani dalam 5 tahun ke depan disamping kebijakan default tersebut. EU harus melakukan “economic solidarity’ dalam pengertian semua anggota EU bergotong royong menunjang makro ekonomi Yunani selama 5 tahun. Bantuan terutama untuk pertumbuhan PDB yang baik disertai write down utang hingga rasio utang per PDB sekitar 70%,” tuturnya.

Masalah keuangan Yunani, katanya lagi, adalah masalah klasik fiskal yang tidak proporsional antara pertumbuhan ekonomi (PDB) dengan peningkatan utangnya. Jelas ini masalah yang sangat fundamental.

“Solusinya adalah Yunani harus mampu meningkatkan pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi wajar dan sehat sekaligus terus melakukan efisiensi (peghematan) pengeluaran (expenditure)-nya. Jelas ini sangat sulit dilakukan Yunani, mengingat akumulasi pertumbuhan PDB minus 15 persen dalam tiga tahun terakhir,” tuturnya.

Peningkatan pendapatan fiskal hanya dapat dilakukan dengan menigkatkan setoran pajak. Namun, kebijakan tersebut, katanya lagi tidak rasional karena mustahil meningkatkan pajak pada saat ekonomi sedang menurun.

“Yunani dapat juga menjual asset negara namun sensitif secara politik. Di sisi ekspenditur, melakukan pemangkasan gaji dan dana pensiun. Kebijakan yang tidak popular tersebut terus memicu ketegangan sosial-politik yang semakin akut. Dengan demikian Yunani memerlukan reformasi ekonomi segera,” tandasnya.

http://id.berita.yahoo.com/smc-yunani-butuh-reformasi-ekonomi-dan-referendum-033600877.html

November 5, 2011 Posted by | Uncategorized | , , , , , | Leave a comment

Papua Perlu Solusi Komprehensif & Integratif

INILAH.COM, Jakarta – Untuk menyelesaikan konflik Papua, pemerintah seharusnya mencari gambaran holistik, dikaji ulang akar permasalahan sebenarnya dan diformulasikan kembali strategi penyelesaian konflik Papua secara komprehensif dan integratif.

Menurut Direktur Riset Ekonomi dan Keuangan Sabang Merauke Circle (SMC) Perdana Wahyu Santosa, hal yang laing utama perlu dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan konflik Papua adalah melalui percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.

“Pendekatan terbaik sekaligus strategis untuk mengatasi permasalahan sosial-politik yang berujung penuh konflik dan separatisme adalah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat pribumi yang memadai. Rakyat Papua sudah lelah berharap perbaikan kualitas kehidupannya sejak lama, 43 tahun silam,” ujar Perdana kepada INILAH.COM, Jumat (4/11/2011).

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, muncul berbagai konflik berdarah yang merengut korban jiwa seperti demonstrasi dan pemogokan di Freeport yang merugikan penerimaan negara USD7 juta/hari dan kisruh Kongres Papua III Oktober 2011.

Ekskalasi penggunaan kekerasan juga semakin tinggi baik oleh aparat keamanan (Polisi dan TNI) maupun pihak sipil bersenjata tak dikenal (diduga OPM). Kongres Papua III memang sangat sensitif karena terindikasi kuat sebagai kegiatan makar atau separatisme terorganisasi dan terencana. Korbanpun berjatuhan setiap hari baik rakyat sipil maupun aparat keamanan. Hal ini mengindikasikan bahwa stabilitas pembangunan ekonomi politik di Papua masih rapuh.

Padahal, kata Perdana, wilayah Papua sudah diberi keleluasaan Otonomi Khusus (Otsus). Pemberian otonomi khusus oleh PP kepada Pemrov Papua dengan dana APBN sebesar Rp28 triliun sejak 2008, untuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan ekonomi daerah juga tidak serta merta meredakan masalah. Justru berbagai jenis inkonsistensi otonomi khusus dan penyelewengan kekuasaan serta korupsi tingkat lokal meningkat tajam.

“Analisis mengindikasikan bahwa belum ada solusi terbaik saat ini maupun di masa yang akan datang kecuali mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat Papua secara lebih serius, komprehensif, integratif dan koordinatif,” ujarnya.

Akselerasi pertumbuhan tersebut harus mengacu kepada enam sumber masalah pokok Papua dewasa ini yaitu sosial politik, infrastruktur dan konektivitas, hukum dan regulasi, lingkungan hidup dan kultur, pertahanan dan keamanan serta ilmu dan teknologi.

Menurut Perdana, program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indoensia (MP3EI) dapat dijadikan acuan utama sebagai rencana pembangunan yang strategik di Papua. Pelaksanaan MP3EI harus koordinatif disertai konsistensi implementasi otsus dengan komitmen yang kuat dari pemerintah sehingga tercipta suasana sosial-politik yang saling percaya dan stabil. Sangat disayangkan program strategik tersebut masih belum dikenal di Papua.

Dengan kestabilan sosial-politik dan keamanan, kata Perdana, akan dapat menurunkan risiko investasi dan akan meningkatkan kepastian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable).

“Situasi Papua yang kondusif dan kekayaan SDA yang melimpah akan memancing investor untuk menanamkan modalnya serta dukungan pihak perbankan dalam pengembangan pusat-pusat ekonomi yang menyejahterakan rakyat Papua,” ujarnya. [bar]

http://nasional.inilah.com/read/detail/1793080/papua-perlu-solusi-komprehensif-integratif

November 5, 2011 Posted by | Uncategorized | Leave a comment

Referendum Yunani dan Krisis Utang Eropa

IMQ, Jakarta — Persoalan utang Yunani yang di ambang default ini tentu saja akan menyeret kepentingan para stake holder di zona euro, terutama yang memiliki eksposure yang tinggi dengan Yunani. Sejauh ini Prancis dan beberapa negara Eropa Barat akan mengalami masalah keuangan serius jika masalah utang Yunani tidak terselesaikan dengan komprehensif. Bahkan stabilitas keuangan Uni Eropa akan terkena dampak serius dan pasar finansial global akan jatuh kembali.

Masalah keuangan Yunani adalah masalah klasik fiskal yang tidak proporsional antara pertumbuhan ekonomi (PDB) dengan peningkatan utangnya. Jelas ini masalah yang sangat fundamental. Solusinya adalah Yunani harus mampu meningkatkan pendapatan melalui pertumbuhan ekonomi wajar dan sehat sekaligus terus melakukan efisiensi (penghematan) pengeluaran (expenditure)-nya. Jelas ini sangat sulit dilakukan Yunani, mengingat akumulasi pertumbuhan PDB negatif 15% dalam 3 tahun terakhir.

Kebijakan Write Down dan Bailout

Kebijakan KTT Uni Eropa berupa write down 50% utang Yunani bukan solusi substansial, justru berisiko sosial-ekonomi tinggi. Kebijakan tersebut jelas akan melukai pemegang obligasi Yunani, terutama beberapa investment bankers dari Prancis dan sebagian Eropa Barat. Sejauh ini pemegang obligasi sudah melakukan write off 20-23% utang Yunani. Bahkan terbuka kemungkinan hair cut hingga 75-80% dan meningkatkan jumlah write off, yang bakal membuat sektor perbankan menggelepar.

Tentu akan banyak bank besar Eropa yang kolaps karena sebagian besar pemegang obligasi sampah tersebut adalah pihak perbankan. Kebangkrutan bank-bank besar tentu harus disertai dengan rekapitalisasi yang masif dan belum tentu bank mampu secara finansial. Untuk itu, negaralah yang harus merekapitalisasi sektor perbankan, karena jika tidak akan menimbulkan kecemasan nasabah, yang memicu penarikan kas dalam jumlah besar (rush).

Maka masalah fiskal Yunani akan menjadi krisis finansial investment banker seperti 2008 lalu. Hal ini akan menciptakan ketidakpastian baru dalam struktur finansial global dan kerapuhan pemulihan ekonomi Eropa sendiri.

Solusi substansial adalah write down dan memberikan peluang tumbuh ekonomi Yunani sehingga pendapatannya meningkat bertahap dalam 5 tahun mendatang. Karena tanpa pertumbuhan PDB, maka dipastikan solusi keuangan seperti write down atau hair cut dan bailout akan sulit mengeluarkan Yunani dari kubangan krisis utangnya. Indeks KOF employment indicator Swiss melaporkan bahwa per Oktober berada pada zona negatif dan hal ini merupakan kondisi terburuk sejak 2010. Write off di atas 50% dipredikasi akan memicu krisis kredit yang parah di Eropa dan masalah pengangguran yang tinggi. Apalagi jika dinyatakan default sehingga harus di write off, situasi finansial Eropa semakin tidak pasti.

Referendum: Write Down atau Default?

Selain itu, bisa saja rakyat atau parlemen Yunani menolak kebijakan write down 50% utang atau bail out 130 miliar euro untuk utang mereka yang sangat besar tersebut. Hal ini perlu wacana kebijakan politik yang berani, seperti referendum. Fakta empiris juga mendukung referendum, di mana sebuah polling pendapat akhir Oktober 2011, menyatakan bahwa sebagian besar rakyat Yunani menilai pemangkasan utang 50% sebagai solusi negatif.

Jika referendum yang ditentukan pada 2-4 November 2011 ini dan direncanakan akan dilaksanakan pada awal 2012, maka sangat terbuka kemungkinan PM Yunani George Papandreou jatuh. Maka ketidakpastian politik akan semakin tinggi karena harus dilakukan pemilihan umum ulang dalam kondisi krisis ekonomi. Investor menilai situasi tersebut sangat rawan timbulkan gejolak sosial baru. Ketidakstabilan politik dan ekonomi Yunani diprediksi akan menular ke beberapa negara seperti Italia dan lainnya, sehingga menggoyahkan stabilitas keuangan Eropa dan shock di Global Financial Market, termasuk BEI dan perbankan Indonesia.

http://www.imq21.com/news/read/44249/20111103/130916/Referendum-Yunani-dan-Krisis-Utang-Eropa.html

November 3, 2011 Posted by | Uncategorized | , , , , , | Leave a comment

Write Down Utang Yunani, Angkat Pasar Saham Global

IMQ, Jakarta — Konferensi tingkat tinggi Uni Eropa “Sommet Euro Summit” semalam akhirnya menyepakati solusi praktis namun tidak substansial terhadap krisis ekonomi Eropa dengan cara pemangkasan utang (write down) sebesar 50% utang Yunani dan meningkatkan dana solusi krisis menjadi 1 triliun euro.

Solusi hasil perdebatan panjang ini lebih bertujuan untuk mencegah krisis Yunani menular ke beberapa negara yang mengalami masalah keuangan seperti Portugal, Italia, Spanyol dan lainnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel menilai write down 50% merupakan solusi yang benar dari Euro Zone. Tentu saja pihak pemegang obligasi Yunani sangat dirugikan oleh kesepakatan ini karena hal ini sama saja dengan selective default by summit.

Padahal sebelumnya Charles Dallara managing Director IIF menyatakan “tidak ada kesepakatan apapun dalam setiap poin summit”. Langkah write down ini ditindaklanjuti IMF untuk menyelesaikan krisis Yunani serta Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengendalikan nilai penjualan obligasi default tersebut di pasar sekunder. Solusi ini memberikan kekuatan baru bagi euro, indeks pasar global dan S&P 500.

Semalam, indeks pasar modal global naik tajam merespon keputusan ini. Dow Jones naik 2,9%, DAX Jerman +5,4% CAC Paris +6,4% dan FTSE London +2,8%. Di regional Asia juga mengalami hal yang sama Nikkei +1,36%, Hangseng +2,13% dan indeks Shanghai +1,56%.

Naiknya indeks global juga didukung data ekonomi dan kinerja emiten AS plus meningkatnya harga minyak mentah dunia sebesar +4%, Gold +1,3%, Nickel +4,1% dan Tin +3,2%. Kenaikan Wall Street hingga +339,51 poin mengangkat DJIA di atas level 12.000 dan merupakan kenaikan saham blue chip tertinggi dalam sejarah terkait dengan turunnya The CBOE Volatility Index ke level 25.

Selain itu, membaiknya pertumbuhan ekonomi AS juga memberikan kekuatan baru bagi pasar global. Pertumbuhan PDB AS Q3/2011 sebesar 2,5% dibandingkan pada Q2/2011 yang hanya naik 1,3%. Selain itu, turunnya klaim tunjangan pengangguran AS sebesar 2000 unit ikut memberikan kepastian baru bagi para investor global.

IHSG Jumat ini (28/10) ikut terdongkrak naik hingga tertinggi 3.876 dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menguat dari Rp8.830 dibandingkan penutupan kemarin yaitu Rp8.865 per dolar. Namun kenaikan IHSG juga rawan profit taking karena sudah mengalami rally dalam sepekan terakhir ini dengan fluktuasi yang cukup tinggi. Hari ini, IHSG berada level support 3.733 dan resistance 3.872.

Dengan keluarnya solusi terhadap Yunani, pemulihan ekonomi AS dan meredanya ketidakpastian ekonomi global serta dukungan makro ekonomi makro Indonesia yang baik, maka diprediksi IHSG akan mengalami penguatan hingga level 4.000 di akhir 2011. Namun solusi pemangkasan utang Yunani tersebut menunjukkan ketidakmampuan ekonomi Eropa secara substansial di masa depan.

http://www.imq21.com/news/print/43970/20111028/153116/Write-Down-Utang-Yunani-Angkat-Pasar-Saham-Global.html

November 3, 2011 Posted by | Uncategorized | , , , , | Leave a comment

Jeratan Sistem Ekonomi Ketidakadilan dan Tanpa Nilai Tambah

12 October 2011


 Masalah utama yang tengah melilit perekonomian Indonesia salah satunya adalah bagaimana kita dapat keluar dari jeratan sistem ekonomi nasional yang tidak memberikan nilai tambah. Tiadanya nilai tambah tersebut disebabkan oleh kondisi yang tidak menguntungkan yang membuat Indonesia tidak dapat maju setara dengan negara-negara maju lainnya. Kondisi atau sumber pokok permasalahan tersebut adalah ketidakadilan sistem perekonomian negara maju lewat berbagai Multinational Company-nya dalam mengeksploitasi kekayaan alam kita. Kondisi tersebut dimanifestasikan melalui paradigma atau cara pandang semasa jaman kolonial dalam mengelola kekayaan alam kita seperti minyak dan gas alam dan mineral dan batu bara, misalnya. Tanpa perlu menganalisis terlalu dalampun, kita sudah dapat memprediksi bahwa posisi Indonesia selalu lemah dan dilemahkan secara sistematis oleh perusahaan pertambangan raksasa.

Paradigma kolonial yang kita anut tersebut memberikan situasi an sich bahwa bangsa  dan kekayaan alamnya ini memang sepantasnya hanya menjadi subordinasi negara-  negara barat saja. Sejarah kolonial menunjukkan bahwa penguasaan kapital ekonomi dan  politik itu dilakukan melalui okupasi langsung. Pada umumnya melalui pendekatan  (kekerasan) fisik dan atau militer. Sejarah mencatat sebagai “penjajahan”. Namun pada  era kini, kapitalisasi ekonomi dan politik dilakukan melalui berbagai perjanjian dan  kontrak yang membuat Indonesia tidak berdaya. Seolah-olah paradigma ketidakadilan  tersebut sudah menjadi acuan standar dalam sistem perekonomian nasional.

Situasi tersebut diperparah dengan paradigma ekonomi dan politik kolonial lainnya yaitu negara industri maju berhak mengolah bahan mentah (komoditas) menjadi barang jadi (finish goods) siap pakai, sementara negara kita yang kaya akan sumber daya alam hanya menjadi pengekspor komoditas belaka. Dengan demikian keuntungan ekonomi yang sangat besar dari nilai tambah sama sekali tidak dinikmati oleh bangsa kita. Selanjutnya kita menjadi pengimpor barang jadi siap pakai tersebut yang bahan baku (raw material)nya berasal dari alam kita sendiri dengan harga berlipat ganda. Maka apabila pola hubungan kontrak karya semacam ini terus dibiarkan akan sangat sulit bagi Indonesia untuk mencapai kesetaraan dengan negara-negara maju tersebut.

Atas dasar pemikiran di atas, maka sudah saatnya kita merumuskan langkah besar bahkan radikal namun strategis intergratif yang membutuhkan keberanian para pemimpinnya. Hal ini sangat krusial untuk segera dilakukan agar haluan nalar ekonomi politik kita tidak menjadikan potensinya menjadi subordinasi kepentingan para kapitalis belaka. Tanpa perubahan paradigma dan keberanian pemimpin maka jangan harap Indonesia menjadi negara yang lebih mandiri. Mandiri yang dimaksud bukanlah dalam arti terpisah atau terkucil dari arsitektur ekonomi global atau tidak membutuhkan bangsa-bangsa lainnya. Sikap mandiri yang dikembangkan adalah sikap mental dan pola pikir bahwa kita sebagai bangsa yang besar dan kaya tidak boleh bergantung apalagi terjajah oleh negara maju sehingga hanya menjadi “cash cow” belaka.Semoga Indonesia lebih baik…

Perdana Wahyu Santosa

October 18, 2011 Posted by | Economic Review | Leave a comment