Politik Hambat Penyelesaian Krisis Ekonomi AS dan Eropa
Kebuntuan politik di dua epicentrum krisis global tersebut membuat pasar finansial baik di AS, Eropa maupun Asia kembali jatuh dalam 3 hari terakhir. Investor tampaknya melakukan pengurangan dana dari aset-aset berisiko (risky assets) dan bersikap wait and see.
Penurunan indeks bursa saat ini dibayangi oleh spekulasi investor terhadap kongres supercommittee AS akan sulit mencapai kesepakatan kebijakan pemotongan anggaran minimal sebesar USD1,2 triliun. Pasar berharap membaiknya indikator ekonomi AS dan pembelian obligasi Italia dan Sanyol oleh Bank Sentral Eropa (ECB) yang membuat yield obligasi kedua negara tersebut turun. Langkah ECB tersebut hanya menurunkan risiko investasi kedua negara tersebut namun bukan solusi substansial.
Situasi tersebut membuat bursa Jepang berada dalam teritori negatif dan indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,3% menjadi 8.348,27 dan Topix turun 0,4%menjadi 717,08. Ini level terendah sejak 12 Maret 2009. Bursa Eropa juga semakin tidak dipercaya lagi oleh investor akibatnya turun sekitar 2%, bahkan Jerman dan Italia jatuh 2,4%. IHSG ikut amblas 74,671 poin (-1,99%). Selain itu, Harga minyak juga terkoreksi kembali ke level USD97,3 perbarrel.
Implikasi politik yang semakin tidak pasti terhadap komitmen pemulihan ekonomi AS dan Eropa memang sudah diprediksi sejak awal Mei 2010. Secara umum, politikus AS dan Eropa selalu menunda pengambilan keputusan sulit yang menyakitkan sejak awal 2010 lalu. Setiap solusi ekonomi hampir pasti terbentur masalah politik. Sekalipun Yunani dan Italia sudah melakukan suksesi kepemimpinannya, tapi bukan berarti masalah politik selesai begitu saja. Kekompakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis fiskal yang semakin parah juga kurang menjanjikan. Bahkan Perancis dan Jerman kerap berbeda pendapat soal kebijakan ECB.
Pergerakan bursa global diprediksi akan sideways cenderung down trend yang merupakan refleksi ketidak percayaan investor terhadap solusi politik yang berlarut-larut. Wait and see adalah langkah paling bijak saat ini. Potensi double dip recession di Eropa belum sepenuhnya hilang.
Sekalipun kinerja emiten BEI cukup tinggi, namun saat ini pendorong bursa adalah sentimen AS dan Eropa. Maka penurunan IHSG hingga menyentuh level 3200an beberapa waktu lalu bukanlah yang terburuk karena pemulihan ekonomi global masih sangat rapuh
No comments yet.
Leave a comment